PENCEMARAN AIR
(Laporan Praktikum Pencemaran Lingkungan)
Oleh
Adi Irawan
1117021001
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi,
tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat
1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap
air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak
mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia (wikipedia,2014).
Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang
sangat esensial/mendasar bagi kehidupan makhluk hidup, utamanya umat manusia.
Ketersediaan sumberdaya air di muka bumi pada hakekatnya tidaklah merata,
selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan berbeda antara satu tempat dengan
tempat lainnya. Meski air termasuk sumber daya alam
yang bisa diperbaharui, namun keberadaannya di lingkungan tetap
terancam karena tingkat penggunaan air melebihi tingkat pembaharuannya. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan populasi manusia yang semakin besar dan cepat
dengan tuntutan urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas.
Pencemaran air merupakan pencemaran yang
diakibatkan oleh limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan
limbah peternakan. Sampai-sampai penebangan hutan untuk dijadikan lahan
pertanian akan menyebabkan meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi. Hal tersebut
akan berakibat terhadap penurunan kualitas air sungai. Selain akan meningkatnya
kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai
akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air
dengan meningkatnya kandungan hara dan aspek-aspek kimia seperti Oksigen
terlarut, Karbondioksida (CO2) dan juga Nitrogenpada sungai.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini sebagai berikut adalah
1. Mengetahui
kondisi perairan yang di beri perlakuan dengan penambahan deterjen.
2. Mengukur
kualitas air yang di beri perlakuan dengan penambahan limbah detergen.
Pencemaran air adalah masuknya
bahan pencemar (polutan) ke dalam lingkungan air sehingga komposisi air pada
keadaan normalnya berubah. Bahan pencemaran air dapat berupa limbah padat
maupun limbah cair, misalnya limbah yang berasal dari rumah tangga, industri,
pertanian, dan rumah sakit. Air murni di alam memiliki ciri-ciri bening
(tidak berwarna), tidak terasa, tidak berbau, dan tidak mengandung bahan kimia
lain. Namun, saat ini air alam sudah tidak murni lagi. Air hujan mengandung O2,
CO2, NH3, SO4, debu, dan spora jamur. Demikian juga air dari sumber air (mata
air) mengandung Na, Mg, Ca, Fe, bakteri dan jamur (Soekidjo,2007).
Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktorberikut.
a. Suhu Air. Kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada proses pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai limbah dan dapat mencemari lingkuan perairan.
b. Keasaman (pH) Air. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH air yang berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah pH air danmengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat dikatakan dapat mencemari perairan tersebut.
c. Warna, Bau, dan Rasa. Pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah warna, bau, dan rasa. Bahan buangan tersebut dapat larut dalam air menjadi koloid atau mengendap. Bahan yang dapat larut, sulit untuk dipisahkan kembali. Bahan yang menjadi koloid, wujudnya melayang-layang dalam air sehingga masih dapat disaring menggunakan saringan halus dan yang mengendap dapat dipisahkan.
d. Jasad Renik. Air dapat dicemari oleh jasad renik yang dapat menggannggu kesehatan. Penularan dapat juga melalui air. Pembuangan tinja orang sakit ke sungai atau danau dapat mencemari air. Bila air tersebut digunakan orang lain tanpa diolah dengan baik terlebih dahulu, maka orang tersebut dapat juga tertular penyakit. Perairan yang subur menyebabkan tanaman air tumbuh dengan subur dan tumbuh hingga jumlahnya tak terkira, sehingga air menjadi kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas, dan bila ikan itu mati, akan menyebabkan pembusukan dan dihinggapi virus dan bakteri.
e. Bahan-Bahan Kimia. Adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan insektisida dapat mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air, begitu limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu (Sigid,2004).
Pencemaran air adalah suatu
perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata (Heryani, 2008).
Dampak pencemaran air pada
lingkungan
Air biasanya disebut tercemar
ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung
kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai
dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Apabila
air sudah tercemar,dampaknya ialah rusaknya ekosistem mahluk hidup di air
karena diakibatkan oleh limbah buangan dari parik atau limbah rumah tangga yang
dihasilkan sampah-sampah dan air bekas cucian pakaian atau piring,dan karena
pencemaran tersebut menimbulkan penyakit
salah satunya adalah diare yang sekarang dialami oleh
penduduk Jakarta yang tinggal dipemukiman kumuh (Widiyani,2010).
BAB.
III METODE PERCOBAAN
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilakukan pada tanggal 20-22 juni 2014
pada pukul 11:00 WIB di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
B.
Alat
dan Bahan
Adapun alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah akuarium,
gayung, pipet tetes, botol film, syiringe, pH meter, ember, aertor, labu erlenmeyer
200 ml, botol selai, DO meter, termometer dan kertas label. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah air dan ikan.
C.
Prosedur
Kerja
1.
Ikan-ikan yang akan di gunakan terlebih dahulu
di pelihara dalam kondisi laboratorium, dan 2 hari sebelum di gunakan ikan-ikan
tidak di beri makan.
2.
Akuarium yang akan di gunakan masing-masing di
beri tanda dan diberi zat toksik/limbah dengan konsentrasi tertentu.
3. Amati
ikan-ikan tersebut dengan range waktu 0,24 jam, 48 jam. 72 jam dan 96 jam.
4.
Amati motalitas, gerakan ikan , kotoran ikan ,
suhu, DO,Ph, dan CO2.
BAB IV. HASIL DAN
PENGAMATAN
A.
Data
Pengamatan
Data pengamatan
dalam praktikum sebagai berikut :
Jam
|
Aquarium
|
Ph
|
Suhu (oC)
|
NaOH
|
Pergerakan ikan
|
24
|
1
|
6
|
26
|
0,5 ml
|
Aktif
|
2
|
6
|
26
|
1 ml
|
Aktif
|
|
3
|
6
|
26
|
1 ml
|
Melemah
|
|
4
|
7
|
26
|
1 ml
|
Mati satu
|
|
48
|
1
|
6
|
-
|
10 tetes
|
-
|
2
|
5
|
-
|
11 tetes
|
-
|
|
3
|
5
|
-
|
6 tetes
|
-
|
|
4
|
5
|
-
|
4 tetes
|
-
|
|
72
|
1
|
6
|
25
|
25 tetes
|
-
|
2
|
6
|
25,5
|
21tetes
|
-
|
|
3
|
6
|
25,5
|
17tetes
|
-
|
|
4
|
7
|
26
|
15 tetes
|
-
|
|
96
|
1
|
7
|
27
|
11 tetes
|
Aktif
|
2
|
6
|
27
|
11 tetes
|
Aktif
|
|
3
|
6
|
28
|
8,8 tetes
|
Aktif
|
|
4
|
6
|
27
|
11 tetes
|
Aktif
|
B.
Pembahasan
Dalam pengamatan 96 jam pencemaran air dengan penambahan
detergen. Diperoleh hasil yang tidak baik. Hal ini dapat diketahui dari nilai
karbon oksida terlarut yang semakin menurun kualitas airnya. Dimana diketahi
saat pengamatan cemaran kualitas di air semakin menurun. Darik uji penggunaan NaOH dan indikator PP
sebanyak 3 tetes dalam 100 ml air. Selain itu suhu pada air juga tidak
konsisten dimana suhu kadang meningkat dan juga menurun. pH air juga dalam pengukuran
dibawah netral air pada umumnya yakni pH 7 .
Pada masing aquarium diberi hewan seperti ikan emas
dan ikan nila. Setiap 24 jam ikan di
amati kondisinya dari pergerakkan dari keaktifannaya, lemahnya ikan dan
kematian ikan di akuarium. Diperoleh pada percobaan pada tiap aquarium
perlakuan penambahan detergen di
dapatkan ikan yang mati, dan ikan bergeraknya mulai lemah. Dibandingkan dengan
kontrol ikan pada aqauarium tetap terlihat sehat dan aktif berenang.
Penyebab dan dampak
pencemaran air oleh limbah pemukimansepertinya menjadi salah satu
sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling kentara
terutama pada masyarakat perkotaan di Indonesia. Limbah pemukiman
(rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh
aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini juga
memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula. Salah satu
penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang kemudian menciptakan
limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.
Limbah
pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik
serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau
dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.
Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam,
karet, dan kulit.
Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan
karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk
melarutkan bahan dan bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain
gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan
menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun
jika tertelan dalam tubuh, bila dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun
non-ionik). Deterjen menjadi
bahan pencemar karna Deterjen buatan atausynthetic detergent adalah
campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang berkandungan utama zat surfaktan
(surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan lain seperti zat
pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti pewarna,
pewangi, boosters dan lain-lain. Surfaktan adalah senyawa kimia yang mudah
larut dalam cairan yang memungkinkannya terserap pada zat lain sehingga zat
tersebut menjadi mudah larut atau memiliki sifat kimia fisika tertentu dalam
suatu cairan. Molekul surfaktan setidaknya berkandungan satu gugus yang
memiliki afinitas pada permukaan cairan polar, yang umumnya dipahami sebagai
tingkat kelarutan dalam air, dan satu gugus lain yang tidak gampang berafinitas
dengan air.
BAB V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
dari praktikum ini sebagai berikut :
1.
Penggunaan Detergen untuk untuk perairan sangan
membahayakan lingkungan jika jumlahnya tidak terbatas.
2.
Senyawa
kimia mampu mempengaruhi suhu, pH dan
oksigen di perairan.
3.
Kondisi
perairan yang tercemar mampu membunuh organisme hidup seperti ikan.
4.
Pencemaran
air berdampak terhadap lingkungan yang
berbahaya pada kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan
Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling Filter [Makalah Penelitian].
(Online).http://eprints.undip.ac.id Diakses
pada tanggal 03 Juli 2014 Pukul 10.00 WIB.
Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD Sebagai
Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah.
Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit PT Rineka Cipta.
Widiyani, P. 2010. Dampak Dan Penanganan
Limbah Deterjen. Program Studi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.